Minggu, 05 Desember 2010

perbincangan pelatih dengan siswanya tentang psht



Malam itu latihan sisiwa berjalan tetap seperti biasanya, dengan jumlah siswa sedikit seperti biasanya, dan materi yang diberikan seperti biasanya. Monoton, agak membosankan, mungkin karena hujan rintik-rintik di luar. Udara dingin menusuk tulang, itu buat pelatih Warga yang sejak tadi hanya berdiri dan berteriak memberi aba-aba jurus, sementara para sisiwanya sudah berpeluh keringat tak mempan hawa dingin karena telah bergerak sejak pukul 19.30 tadi.

Pukul sembilan tepat, latihan selesai. Sekali lagi si pelatih mereview jurus 14 yang baru saja diberikannya. Ia menekankan agar jangan lupa menggunakan putaran pinggang dan bahu serta kecepatan ketika menyerang dengan tangan. Setelah itu, latihan selesai, para sisiwa duduk, minum akua dan teh manis dari bekalnya masing-masing.

Tiba-tiba ada salah satu siswanya bertanya:

"Mas, saya dengar katanya silat itu bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, apa benar itu mas? Bagaimana caranya mas?"

Pelatihnya mengerutkan kening.
"Ya, tentu bisa dong..., Tapi kenapa kamu kok tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Siswanya menjawab sambil tertawa getiir, menggaruk kepalanya.
"Orang tua saya yang bilang begitu... waktu tahu saya ikut UKM SH Terate, mereka bilang itu nggak begitu berguna untuk kuliah saya... inginnya mereka saya ikut kegiatan BEM, Karya ilmiah atau apa saja yang lebih akademis, begitu... karena menurut mereka toh silat itu ilmu berkelahi, cuma berguna kalau situasi tertentu saja, toh kalau kita damai-damai saja dengan lingkungan sekitar, ilmu silat buat berkelahi kan jadi nggak diperlukan. Kalau mau ikut UKM olahraga, saya disuruh ikut futsal saja, ... begitu tuh mas... "

Pelatihnya ikut tertawa sambil mengangguk-angguk, ia memahami kekahawatiran orang tua siswanya itu, karena anaknya adalah mahasiswa yang kuliah di luar kota yang jauh dari pengawasan orang tua. Selain itu memang tidak bisa dipungkiri di beberapa daerah, nama SH Terate mempunyai reputasi yang kurang baik, sehingga ada orang tua yang tidak setuju anaknya ikut SH Terate.

"Jurus tadi yang kamu dapat... jurus 14, itu kan butuh kelenturan pinggang dankecepatan tangan kan ya?" tanya pelatihnya.

"Eh, iya mas..." Siswanya tiba-tiba heran kenapa pelatihnya tiba-tiba mengalihkan pembicaraan ke jurus. Sementara siswa yang lain jadi merasa khawatir jangan-jangan setelah ini kembali ke materi fisik dan jurus lagi.

"Kecepatan..." pelatihnya bergumam.
"Kecepatan, itu diperlukan dalam melakukan jurus kan?" Ia menatap siswanya.
"Iya mas.." siswanya menjawab, masih belum mengerti.
"Oke, sekarang... apa kegiatan dalam kuliahmu sehari-hari yang membutuhkan kecepatan? "

Siswanya terhenyak. berpikir. diam.
Siswanya yang lain, seorang mahasiswi yang kelihatan cerdas, menjawab dengan antusias:
"Mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan dosen, mencari literatur di internet, atau cari buku di perpustakaan kalau disuruh dosen,"

Si pelatih tersenyum senang.
"Ya. itu. pintar kau,"
Siswa yang lain tiba-tiba ikut tertawa spontan.
"cepat-cepatan cari tempat duduk di belakang kalau ujian!" jawabnya.
Pelatihnya tertawa, "wah kalau yang itu nggak nggenah dong!"

"Sekarang pertanyaan lagi,.. untuk melakukan jurus perlu tenaga kan? apalagi kalau jurusnya diulang-ulang, butuh ketahanan kan? Sekarang kegiatan apa di kuliah yang butuh ketahanan?"

Siswanya yang bertanya tadi menjawab, dengan senyum seolah mendapat pencerahan:
"kalau kuliah lama sehari penuh sampai 6 jam..."
Siswa cewek yang tadi ikut menjawab: "kalau ngerjain tugas yang berat dari dosen,"
dan siswanya yang usil yang lain ikut menjawab: "kalau belajar kebut semalem sebelum ujian, SKS mas... hehehe"

"Wah yang itu juga nggak nggenah yo !" Pelatih itu tertawa menimpali.

lalu pelatihnya berpikir sejenak, mengatur kata-kata:
"ya itu jawabannya. Penerapannya itu."

Semua siswanya mengangguk-angguk, "oh begitu..."

"jadi, kamu akan menjawab apa kalau ditanyai orang tuamu?" tanya si pelatih ke siswa yang tadi bertanya.
"saya akan jawab kalau apa yang saya dapat di silat SH Terate juga bisa diterapkan di kuliah... kecepatan, ketahan, kekuatan juga dibutuhkan untuk kuliah, misalnya untuk kuliah yang duduk lama, mengerjakan tugas, diskusi, itu juga kuat-kuatan mikir kan mas ya? Saya akan jawab begitu mas,"

Pelatihnya mengagguk-angguk puas. Ia harus mengakui siswanya ini jauh lebih cerdas dari dirinya dulu saat masih jadi siswa.

"ya sebenarnya bukan hanya di kuliah saja dik. Di kehidupan sehari-hari juga bisa diterapkan. Bagaimana caranya, pikirkan sendiri. Yang jelas silat nggak cuma mukul dan nendang aja lho. Silat itu ngelatih ini.... dan ini juga," pelatihnya menunjuk ke kepalanya, lalu ke dadanya. Semua siswanya tahu kalau yang ia tunjuk adalah otak dan hati.

"Oke... besok pasti ada yang kuliah pagi kan...ayo persiapan doa, kita akhiri latihan," Pelatih buru-buru memutuskan untuk memulangkan mereka semua. Sebelum para siswanyayang cerdas-cerdas itu bertanya lebih banyak pertanyaan sulit lainnya.

malam itu, para siswa pulang dengan renungan di benak masing-masing, ... memikirkan betapa hebatnya mereka telah mengikuti latihan silat yang bisa diterapkan dimana saja... bukan sekedar untuk berkelahi menendang memukul saja, tetapi juga untuk meraih kesuksesan di kuliah dan kehidupan sehari-hari...wow...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar